MAKNA HIJAB
jilbab menjadi
ketentuan dalam islam,dijadikan syariat untuk wanita menutup aurat.
jilbab memiliki makna sebuah kepatuhan dan ketaatan akan perintah Allah
SWT. di sisi lain jilbab memiliki banyak manfaat,yakni menjaga dari
pandangan yang melecehkan. dan agar kita lebih dikenali sebagai serang
wanita muslimah.banyak orang berpikir jilbab adalah kebudayaan orang
arab,padahal jilbab adalah syariat yang tertera dalam Alqur'an.
1. Hijab Itu Adalah Ketaatan Kepada Allah Dan Rasul
Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya):
“Dan tidaklah
patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang
mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan,
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah
sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)
Allah Subhanahu wa
Ta’ala juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya): “Dan
katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.”
(Q.S An-Nur: 31)
2. Hijab Itu ‘Iffah (Kemuliaan)
Allah Subhanahu wa
Ta’ala menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah
(menahan diri dari maksiat). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang
artinya): “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih
mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Q.S. Al-Ahzab:
59)
3. Hijab Itu Kesucian
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Apabila kamu
meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka
mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi
hatimu dan hati mereka. (Q.S. Al-Ahzab: 53)
Allah Subhanahu wa
Ta’ala menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mu’min,
laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun
tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat
akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena
hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam
hatinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “Maka
janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang
yang ada penyakit dalam hatinya.” (Q.S. Al-Ahzab: 32)
4. Hijab Itu Pelindung
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya Allah
itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan”
Sabda beliau yang
lain (yang artinya): “Siapa saja di antara wanita yang melepaskan
pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak
perlindungan rumah itu dari padanya.”
Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.
5. Hijab Itu Taqwa
Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman(yang artinya): “Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah
menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah
untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.” (Q.S.
Al-A’raaf: 26)
6. Hijab Itu Iman
Allah Subhanahu wa
Ta’ala tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman (yang
artinya):”Dan katakanlah kepada wanita yang beriman.” (Q.S. An-Nur: 31).
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman (yang artinya): “Dan istri-istri orang beriman.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Dan ketika
wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu’minin, Aisyah
radhiyallahu anha dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika kalian
wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian
wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka
silahkan nikmati pakaian itu.”
7. Hijab Itu Haya’ (Rasa Malu)
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya
setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.”
Sabda beliau yang lain (yang artinya):”Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga.”
Sabda Rasul yang
lain (yang artinya): “Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah
satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”
8. Hijab Itu Perasaan Cemburu
Hijab itu selaras
dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna
yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju
kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada
masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan
untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu
berkata:
“Telah sampai
kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki
kafir orang ‘ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa
cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak
memiliki perasaan cemburu.”
Beberapa Syarat Hijab Yang Harus Terpenuhi:
1. Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan pendapat yang paling kuat.
2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
3. Tebal dan tidak tipis atau trasparan.
4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
5. Tidak memakai wangi-wangian.
6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.
Jangan Berhias Terlalu Berlebihan(Tabarruj)
Bila anda
memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan nampak bagi anda bahwa
banyak di antara wanita-wanita sekarang ini yang menamakan diri sebagai
wanita berjilbab, padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab.
Mereka tidak menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka
menamakan Tabarruj sebagai hijab dan menamakan maksiat sebagai ketaatan.
Musuh-musuh
kebangkitan Islam berusaha dengan sekuat tenaga menggelincirkan wanita
itu, lalu Allah menggagalkan tipu daya mereka dan meneguhkan orang-orang
Mu’min di atas ketaatan kepada Tuhannya. Mereka memanfaatkan wanita itu
dengan cara-cara kotor untuk memalingkannya dari jalan Tuhan dengan
memproduksi jilbab dalam berbagai bentuk dan menamakannya sebagai “jalan
tengah” yang dengan itu ia akan mendapatkan ridha Tuhannya -sebagaimana
pengakuan mereka- dan pada saat yang sama ia dapat beradaptasi dengan
lingkungannya dan tetap menjaga kecantikannya.
Kami Dengar Dan Kami Taat
Seorang muslim
yang jujur akan menerima perintah Tuhannya dan segera menerjemahkannya
dalam amal nyata, karena cinta dan perhomatannya terhadap Islam, bangga
dengan syariat-Nya, mendengar dan taat kepada sunnah nabi-Nya dan tidak
peduli dengan keadaan orang-orang sesat yang berpaling dari kenyataan
yang sebenarnya, serta lalai akan tempat kembali yang ia nantikan. Allah
menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan kepada-Nya dan
kepada rasul-Nya:”Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah
dan rasul, dan kami menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari mereka
berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang
beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar
rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari
mereka menolak untuk datang.” (Q.S. An-Nur: 47-48)
Firman Allah yang
lain (yang artinya): “Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila
mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum
(mengadili) di antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar dan kami
patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Dan barangsiapa
yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa
kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan
kemenangan.” (Q.S. An-Nur: 51-52)
Dari Shofiyah
binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama Aisyah radhiyallahu anha,
beliau berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan
mereka.” Aisyah berkata: “Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki
keutamaan, dan demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya
kepada kitab Allah dan lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi
wanita-wanita Anshor. Ketika turun kepada mereka ayat: “Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka para
suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan apa yang
diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri,
anak wanita, saudara wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun
di antara wanita itu kecuali segera berdiri mengambil kain gorden
(tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya dan iman kepada
apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan)
di belakang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dengan kain penutup
seakan-akan di atas kepalanya terdapat burung gagak.”
IKHTIAR CINTA
ikhtiar cinta
adalah ikhtiar dalam mencari cinta yang hakiki,yakni cinta Allah Swt.
ikhtiar ini aku realisasikan dalam hidup dengan terus mencari
makna-makna ayat-ayat Allah yang tersebar di seluruh dunia.dan tak
pernah putus asa dalam meraih rahmat Allah. melalui blog ini,akan ku
rekam semua curahan pikiranku sebagai jejak sejarah kehidupanku untuk
kukenang di masa depanku nanti.sebagai wahana untuk muhasabah diri.
0 komentar:
Posting Komentar