Assalamu'alaikum wr.
Wb. Pak ustadz saya mau tanya tentang cara berjilbab menurut syariat,
soalnya saya punya adik umur 17 tahun kalo pake jilbab itu asal-asalan
kadang-kadang jilbabnya itu tidak menutupi auratnya dengan sempurna
(digulung kebelakang) sehingga terkadang lehernya itu keliatan. Lantas
bagaimana pandangan islam tentang jilbab gaul yang sekarang sedang mode?
Tolong berikan contoh dan dalilnya Wassalamu'alaikum wr.wb.
Jawaban:
Assalamu `alaikum Wr.
Wb. Kalau mau bicara tentang pakaian wanita muslimah yang ideal dan
memenuhi seluruh persyaratan, maka sebagaimana yang disepakati oleh
jumhur ulama bahwa aurat wanita itu adalah seluruh tubuh kecuali muka
dan tapak tangan. Artinya, keseluruh tubuh itu wajib ditutup dengan
pakaian kecuali bagian muka dan tapak tangan saja. Sedangkan model
pakaian, warna, motif, corak atau stylenya diserahkan kepada
masing-masing budaya dan kebiasaan. Asalkan kesemuanya itu memenuhi
syarat standar busana muslimah yaitu :
Tidak tembus pandang
Tidak ketat hingga membentuk lekuk tubuh
Tidak menyerupai pakaian laki-laki atau
Tidak menyerupai pakaian ‘khas’ milik orang kafir atau pakaian orang fasik
Benar-benar menutup
dan tidak ada yang dibuka atau dibelah sedemikian rupa sehingga bisa
memperlihatkan aurat Itu adalah standar ideal busana muslimah yang bila
semua itu terpenuhi, maka sudah cukup. Adapun masalah jilbab gaul yang
sekarang jadi mode, bisa kita lihat dari dua arah yang berbeda. Arah
yang pertama, bila kita melihat dari arah ideal. Maka
jilbab mode itu jelas masih belum memenuhi semua persyaratan. Misalnya
soal ketatnya pakaian itu sehingga tetap membentuk lekuk tubuh. Atau
belahan-belahan tertentu yang masih juga memperlihatkan bagian aurat.
Juga masalah menyerupai pakaian laki-laki dan seterusnya. Bila kita
nilai dari arah ideal atau tidak, maka jilbab gaul itu tidak bisa
dikatakan ideal alias tidak memenuhi syarat busana muslimah. Yang yang kedua,
kita memandang dari arah pakaian trendi di kalangan remaja gaul saat
ini yang sedemikian seronok, terbuka, seksi dan cenderung liar dan
amoral. Kita bisa mengatakan bahwa pakaian mereka itu sama saja dengan
bukan pakaian, karena aurat yang terlihat bukan hanya ‘sebagian’, tapi
justru ‘sebagian besar’.
Jadi pakaian mereka
itu bukan setengah telanjang tapi 2/3 telanjang atau 4/5 telanjang. Bila
dari kalangan mereka ini ada yang mulai sadar dan ingin kembali kepada
Islam lalu mulai coba-coba menggunakan busana muslimah meski ‘belum
memenuhi standar ideal’, maka kita perlu memberi support atau dukungan.
Tentu saja dukungan ini sifatnya sementara, karena biar bagaimana pun
pakaian idealnya belum terpenuhi. Tapi support dan dukungan tetap
dibutuhkan agar mereka sedikit demi sedikit bisa beradaptasi dengan
busana muslimah. Karena kalau mau dibandingkan, biar bagaimana pun
jilbal gaul itu tetap lebih baik dari pada baju minim yang mengubar
nafsu itu. Yang diperlukan adalah pendekatan dakwah yang baik dan
simpatik kepada mereka agar keinginan baik mereka itu bisa dihargai
lebih dahulu. Sambil perlahan-lahan kita mencoba menanamkan makna dan
hakikat ajaran Islam secara lebih intensif dan mengena. Nanti pada
akhirnya, bila penanaman itu mulai menghasilkan buah, mereka snediri
yang akan mengganti jilbab gaulnya dengan busana muslimah yang ideal.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
0 komentar:
Posting Komentar